Aksi Boikot Produk Israel Buat Pengusaha Menjerit, Pendapatan Bisnis Jeblok 50 Persen, Waspada PHK!

Senin 20-11-2023,11:56 WIB
Reporter : Nezar
Editor : Dimas Satriyo

JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Aksi boikot produk-produk yang terafiliasi Israel di Indonesia kian dirasakan pahit oleh sebagain pengusaha yang terkena imbas. 

Pengusaha mengklaim, ajakan boikot tersebut telah menggerus pendapatan bisnis mereka sebesar 30 persen sampai 50 persen. 

Bahkan, jika aksi boikot ini berlangsung lama diperkirakan bakal memunculkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran.

BACA JUGA:

Demi bisa menghindari ancaman tersebut, pengusaha meminta pertolongan kepada pemerintah untuk menyelamatkan situasi kekacauan ini agar tidak semakin memburuk.

"Ini sudah terasa sampai turun 30 persen penjualan. Hal ini sangat menekan pengusaha, dan pastinya juga karyawan," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Merek Global Indonesia (Apregindo), Handaka Santosa dalam keterangannya, Senin 20 November 2023.

Menurut Handaka, aksi boikot yang mengincar restoran ataupun produk yang beroperasi di Indonesia merupakan hal yang tidak tepat. Sebab, selama ini tidak ada yang terafiliasi dengan Israel.

Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak pernah mengeluarkan daftar produk yang dilarang dibeli oleh umat muslim.

"Kami hanya beli lisensi saja, tapi semua bahan makanan, produksi, dan karyawannya semua Indonesia. Sehingga ini perlu dianalisa dan dikaji lagi ajakan boikot," ujarnya.

Untuk itu, Handaka pun berharap pemerintah dapat menolong pengusaha yang terdampak dari aksi boikot produk Israel demi menyelamatkan tenaga kerja dalam negeri.

"Pemerintah harus menyuarakan yang sebenarnya, kami semuanya dalam negeri, dari produk sampai tenaga kerja. Kalau ini berjalan panjang (aksi boikot), restoran yang biasa sewa di mall akan tutup karena penjualannya tidak bisa bayar," tuturnya.

Bisnis Industri Ritel Anjlok 50 Persen

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) Uswati Leman Sudi memperkirakan pendapatan sektor ritel bisa tergerus lebih dari 50 persen imbas dari aksi boikot terhadap produkterafiliasi Israel.

Meski begitu, kata Uswati, dampak seruan boikot produk yang terafiliasi dengan Israel terhadap jalannya industri ritel di Indonesia belum begitu terasa.

"Kalau ini terjadi terus menerus, kalau kita bicara pareto dalam kategori yang sama, itu adalah 80 persen dari total bisnis, itu pareto" kata Uswati.

"Kalau pengurangan, mulai biasanya isu ini dari yang kecil, kecil, berkembang, Mungkin bisa 50 persen lebih, bisa turun," pungkasnya

Kategori :