Tim radarpena - Galau Karena Putus ? Atau karena merasa sudah tidak ada kecocokan ?
Sejujurnya itu hanya masalah pribadi. Terkadang pria merasa menjadi korban dan kadang juga sebaliknya.
Sebenarnya semua berasal dari kedua belah pihak.
Kali ini Redaksi Radarpena mendapat sebuah Opini. Yang ingin agar dapat dibagikan. Simak Pembahasannya di Radar Opini dalam kolom Lifestyle berikut.
- BACA JUGA:Simak Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Serta Gejala dan Penyebab Gangguan Mental Health, Cek Disini
- BACA JUGA:Tidak Cuma Bagus untuk Kulit, Ini 7 Manfaat Perawatan Kecantikan Bagi Kesehatan Mental
Tidak hanya pria, wanita juga bisa menjauhi dan tidak menyukai seorang pria karena sikap mereka yang berlebihan.
Beberapa perempuan mempertimbangkan pria yang mereka kenal sebelum menginjak ke jenjang hubungan selanjutnya. Mereka perlu berhati-hati dalam memilih pasangan terlebih jika itu pasangan hidup.
Ada banyak hal yang dapat menjadi alasan mengapa seorang wanita merasa jatuh cinta pada pria. Misalnya, karena wajah yang tampan atau penampilannya karismatik. Namun, wanita tak hanya membutuhkan penampilan fisik.
Jauh dari itu, kebanyakan wanita akan mempertimbangkan hal lain, terutama masalah sikap sang pria.
Pria dengan fisik yang oke, belum tentu dapat membuat wanita terpesona pada mereka. Hal ini karena mungkin saja ada beberapa sikap yang membuat wanita merasa ilfeel
1. Ketidakjujuran
Tindakan pertama yang membuat wanita merasa ilfeel adalah ketidakjujuran. Tidak ada yang suka di permainkan atau di bohongi,kan? Ketika pria tidak jujur tentang hal-hal kecil atau besar, itu bisa membuatmu merasa tidak bisa percaya padanya. Komunikasi yang jujur dan terbuka adalah dasar dari hubungan yang sehat.
2. Tidak Konsisten
Sikap yang tidak konsisten bisa membuat banyak hal berantakan. Konsisten berkaitan dengan komitmen. Ketidakpastian ini dapat menimbulkan kebingungan dan keraguan pada pasangan.
Jadi, pria yang tidak konsisten dan gampang berubah akan membuat kesan tidak serius. Hal ini juga bisa membuat wanita 'hilang rasa'.
- BACA JUGA:Serba Serbi Hari Kesehatan Mental Dunia, Apa Sejarahnya?
- BACA JUGA:Yuk Kenali Fenomena Self Diagnosis, Kerap Terjadi Namun Berbahaya Bagi Kesehatan Mental