Mitologi Yunani Kuno Perang Troya, Benarkah Terjadi?

Senin 02-10-2023,16:20 WIB
Reporter : Bianca C.
Editor : Reza Fahlevi

Salah satu temuan paling signifikan dari dokumen-dokumen kuno ini adalah, bahwa dokumen-dokumen tersebut menunjukkan bahwa orang-orang Yunani aktif di Anatolia bagian barat pada Zaman Perunggu.

Mereka mengacu pada sebuah bangsa yang disebut 'Ahhiyawa.' Para ahli bahasa umumnya sepakat bahwa ada hubungan antara nama ini dan 'Akhaioí' (yaitu, 'Akhaia'), nama orang Yunani yang digunakan oleh Homer dalam Iliad.

Dokumen-dokumen ini dengan kuat menunjukkan bahwa Ahhiyawa adalah bangsa yang sangat kuat di sebelah barat Kekaisaran Het. Berdasarkan bukti sejarah lainnya, satu-satunya negara yang cocok dengan profil ini adalah Yunani Mycenaean.

BACA JUGA:

Hal ini nampaknya menegaskan bahwa orang-orang Yunani Mycenaean aktif di Anatolia barat pada era di mana Perang Troya diduga terjadi.

 

Apakah Dokumen Het Ini Membuktikan Perang Troya Benar-benar Terjadi?

Dalam konteks Perang Troya, salah satu temuan paling signifikan adalah sebuah dokumen yang merujuk pada konflik yang melibatkan kota kuno Wilusa. Mayoritas ahli bahasa sepakat bahwa nama tempat ini adalah bentuk Kekaisaran Het dari 'Ilios,' salah satu nama yang digunakan oleh Homer untuk kota Troya dalam Iliad.

Dokumen ini dikenal dengan surat Tawagalawa. Ini berasal dari sekitar tahun 1250 SM. Dalam surat ini, penulis menyebutkan bekas permusuhan antara raja orang Het dan raja Ahhiyawa, atau orang Yunani Mycenaean.

Inilah salah satu yang berisi bagian paling menarik dalam surat itu: “Raja Hatti telah meyakinkanku tentang masalah tanah Wilusa yang mana dia dan aku saling bermusuhan, dan kami telah berdamai.”

BACA JUGA:

Oleh karena itu, menurut surat ini, terjadi konflik antara bangsa Het dan Yunani mengenai Kota Troy. Banyak Ilmuwan di masa lalu menganggap hal ini sebagai konfirmasi yang mencolok atas legenda Perang Troya dalam mitologi Yunani.

 

Mengapa Dokumen Het Ini Tidak Membuktikan Perang Troya Benar-Benar Terjadi?

Meskipun ada antusiasme awal setelah dokumen ini pertama kali diterjemahkan, para ahli saat ini jauh lebih berhati-hati dalam menghubungkan hal ini dengan Perang Troya.

Namun kenapa ini terjadi? Salah satu alasannya adalah terjemahan aslinya mungkin dikaburkan oleh keinginan untuk menghubungkannya dengan tulisan-tulisan Homer. Banyak halaman di internet menggunakan ungkapan ‘di mana kita berperang’ dalam terjemahan surat ini.

Namun, surat tersebut sebenarnya tidak menggunakan kata Het untuk ’perang’. Surat ini hanya menggunakan kata yang mengacu pada segala bentuk permusuhan. Itulah sebabnya terjemahan terbaru ini menggunakan ungkapan ‘kami bermusuhan’ dan bukan ‘kami berperang’.

Ini bisa saja merujuk pada permusuhan verbal. Bisa jadi kedua raja tersebut berdebat mengenai hal tersebut. Seperti misalnya mencoba mengganggu perdagangan dari atau ke sana, atau ekspresi permusuhan lainnya.

Kategori :