Emas melemah sebesar 1,31% pada pekan lalu yang memperpanjang kecenderungan negatif selama empat pekan.
Pelemahan sang logam mulia selama empat pekan berturut-turut adalah yang pertama sejak akhir Januari hingga Februari 2023 atau terburuk hampir enam bulan terakhir.
Analis dari Kitco, Jim Wyckoff, menjelaskan penguatan emas menandai jika minat investor untuk membeli sang logam mulia belum pudar.
Namun, investor masih ragu-ragu membeli emas karena ada potensi kenaikan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Hal terebut kemungkinan karena kondisi market yang bearish.
Jim memiliki teori bahwa Investor memilih untuk menunggu pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell akhir pekan ini.
Powell, akan menghadiri Simposium Ekonomi Jackson Hole, di Wyoming, selama tiga hari, yang diselenggarakan setiap tahun oleh The Fed wilayah Kansas City sejak 1981.
Simposium Jackson Hole sendiri adalah acara di mana para gubernur bank sentral, menteri keuangan, para ekonom, dan akademisi dari seluruh dunia berkumpul untuk membahas masalah ekonomi yang paling mendesak saat ini.
Dan, Powell akan menyampaikan pidato tentang prospek ekonomi pada Jumat, 25 Agustus 2023 di Jackson Hole.
Ia akan memberikan pandangan terbarunya tentang apakah diperlukan lebih banyak pengetatan kebijakan untuk menurunkan inflasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat, atau mulai mempertimbangkan untuk mempertahankan suku bunga.
Masih lesunya emas juga disebabkan proyeksi menurunnya permintaan dari India dan China.
Permintaan tinggi emas China bersifat sementara karena dipicu kekhawatiran ekonomi. Permintaan tersebut akan kembali turun dengan cepat.