BANDUNG – Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Bambang Promono mengatakan kenaikan harga beras di Kota Bandung rupanya menyumbang inflasi 2,9 persen.
“Jadi upaya operasi pasar dengan harga beras dibawah HET berharap deflasi tidak sebabkan kenaikan. Bulan depan kita lihat lagi inflasinya akan terus kita lakukan, sekarang yang beli 2 kantong atau 10 kg kan itu cukup untuk sebulan,” jelas Bambang usai menghadiri operasi pasar beras di Bulog Cabang Bandung.
“Kalau permintaan turun harga akan turun juga kan. Selain beras kemarin kenaikan pdam, bawang, ini biasa terjadi jekang hari besar keagamaan,” tutupnya.
BACA JUGA:Taman Edukasi Terakota, Pertama di Kota Bandung
Sementara itu Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan kota Bandung mendapat kuota 600.000 kg akan dibagikan di 30 kecematan.
“Masing kecamatan dapat 20.000 kg itu dipaking per 5 kg dadat 4000 paking. Ini syarat untuk warga sini maksimal 2 kantong per 5 kg dengan syarat KTP Bandung dengan harga Rp8.500 per kg ” jelas Yana.
Selain beras, Yana juga berharap Kota Bandung bisa mendaparatkan tambahan suplay minyak goreng, terlebih MinyaKita.
“Jika kita mendapat tambahan subsidi, maka kami bisa menjual HET,” tambahnya.
Disinggung mengenai kemungkinan adanya penimbunan, Yana mengatakan, hingga sekarang tidak meemukan oknum pedagang yang menimbun minyak goreng.
“Mudah-mudahan tidak ada ya. Kita juga kan sekarang ada perwakilan dari kejaksaan unntuk memastikan tidak ada oknum pedagan nakal yanng melakkan penimbunan,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Perum Bulog Cabang Bandung, Yuliani Alzam mengatakan, meski pihaknya mensuplay kebutuhan Operasi Pasar (OP) di Kota Bandung, namun dipastikan stok beras aman setidaknya hingga Ramadhan.
“Kalau stok beras pasti ada, hanya saja memang harganya yang cukup tinggi,” terangnya.
Untuk beras yang dijual pada OP ini, Yuliani mengatakan, semua dalam kondidi baik dan layak untuk dikonsumsi. Bahkan masuk ke level medium dengan hargadi bawah HET.(kai)